Mampukah Milenial Kembali Merawat Petani lewat NU?

Petani adalah suatu peranan yang sangat penting di negara ini. Pasalnya tanpa adanya petani tak ada yang memasok bahan pangan kepada masyarakat. Maka dari itu, masalah yang didapati petani haruslah mendapat perhatian dari Pemerintah atau suatu Lembaga. Agar nantinya hasil panen meningkat dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Tidak hanya itu, nantinya kesejahteraan para petani juga meningkat.

Menurunnya keberminatan profesi petani di era milenial merupakan sebuah persoalan yang sangat serius. Berpindahnya alokasi fungsi lahan pertanian menjadi sektor lain merupakan sebuah dampak dari minimnya minat dari generasi muda hari ini. Padahal Republik Indonesia sendiri merupakan suatu Negara yang terlanjur dikenal masyarakat global dengan pertaniannya.

Lalu apakah yang dapat dilakukan seorang pemuda NU untuk menanggapi hal ini? Mengingat dimasa lalu NU sangat berperan dalam pembangungan dan pemeliharaan sektor pertanian sehingga Indonesia berhasil dikenal dengan negara agraris.

Dalam sebuah peristiwa yang terdokumentasi di buku Gerak Ulama & Polotik Agraria, NU menunjukan kepduliannya terhadap petani. Saat itu, warga NU dari berbagai daerah di tanah air berkumpul untuk membicarakan nasib NU yang semakin jauh terbawa arus politik praktis. Berbagai masalah yang melilit warga NU di bahas secara mandalam dalam sidang-sidang komisi. Salah satunya adalah Komisi Pertanian dan Pertahanan. Dari komisi inilah kemudian muncul sebuah rekomendasi yang mengamanatkan perlunya NU merawat sektor pertanian yang selama ini menjadi basis social-ekonomi warga NU. Maka pada tanggal 26 Desember 2004 bertempat di PP. Sunan Pandanaran Sleman Yogyakarta dideklarasikanlah sebuah wadah yang Bernama Forum Silahturahmi Pesantren dan Petani (FSPP).

Tidak bisa dipungkiri, NU sebagai Ormas terbesar di Indonesia selalu memperhatikan segala sektor kehidupan masyarakat. Mengatasi masalah yang terdapat pada masyarakat, dan memberikan solusi yang tepat . Para petani pun merasa diperhatikan dan tidak berjuang sendirian. Dengan bermodalkan sebuah historis yang sangat penting di dunia pertanian tentunya pemuda NU tidaklah boleh melalaikannya. Sebuah langkah-langkah peduli dengan meninjau sejarah tentunya harus tetap dipegang teguh oleh generasi muda NU hari ini.

Banyak sekali yang bisa dilakukan oleh para Generasi muda NU untuk tetap mampu menjaga citra luar biasa yang telah ditorehkan para Senior Nahdlatul Ulama sendiri, namun Satu tentunya yang perlu kita lukakan untuk petani dan pertanian tanah air. Adalah inovasi, dengan segala kekayaan sumberdaya manusia, ketersediaan sarana prasarana untuk menunjang itu semua, maka tidak ada kata penghalang untuk Generasi muda Nahdlatul Ulama kembali peduli terhadap petani dan pertanian Indonesia.

Visi dan misi NU saat itu terkait nasib petani dan pertanian tanah air bukanlah gerakan yang wajar jika hanya menjadi sebuah obrolan tanpa tindakan berkelanjutan, maka sebagai generasi muda NU haruslah kita mengintegrasikan sebuah konsep matang dari gagasan pendahulu kita untuk kemudian dikembangkan dengan tetap berjalan pada satu visi yang bertujuan untuk kemakmuran bangsa kita sendiri. Mari bersama, kita kukuhkan dan berikan kontribusi kepada nasib bangsa ini lewat sektor pertanian yang hari ini mulai dilalaikan oleh mayoritas pemuda Indonesia semampu dan sebisa kita, sebagai wujud tanggungjawab kita berani memegang identitas sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama milenial.

Pewarta : Anindhya Adhyapaka, Faqih Firmansyah, M. Rizqian muwafa dan Riyan Maulana (XII A / Agama)

Beranda Alinaaroh

Beranda Al-Inaaroh merupakan media yang mengakomodir berbagai bentuk informasi lembaga pendidikan yang ada di bawah naungan Yayasan Abah Lutfi Center.

Post a Comment

Berkomentarlah dengan sopan dan sesuai dengan topik pembahasan

Previous Post Next Post