Sedangkan menurut Dhoifier, " Pondok pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan Islam tradisional bimbingan seorang atau lebih dari seorang guru yang dikenal dengan sebutan seorang kyai ".
Definisi pesantren yang paling sederhana menyatakan bahwa pesantren adalah tempat belajar yang didominasi ilmu agama Islam. Pesantren hadir sebagai wadah untuk berkembangnya ilmu-ilmu agama dan sebagai wadah untuk pembentukan karakter luhur yang baik.
Nyatanya, di era modern ini pesantren tidak hanya berkontribusi sebagai media pentransfer ilmu agama saja, namun dengan berkembangnya zaman, pesantren mulai bergerak maju dan membentuk misi untuk mengembangkan ilmu-ilmu umum, bahkan seperti yang ada pada sekolah formal pada umumnya.
Jami’ah Al-Inaaroh, pondok pesantren ahlussunah wal jamaah yang berdiri pada tahun 2017 ini telah mengimplementasikan pendidikan agama dan pendidikan umum. Hal ini menjadi salah satu bukti konkrit adanya lembaga pesantren yang memadukan antara modernisasi dan salafiyah dengan menggemborkan jargon “ Almukhafadzatu ‘ala alqadiimish shaalih wal akhdzu bil jadidil ashlah” ( memelihara tradisi yang baik dan mengambil cara baru yang lebih baik).
Jami’ah Al-Inaaroh bergerak maju merealisasikan ilmiah santri melalui pengajaran-pengajaran salafiyah klasikal dan kelembagaan formal, tidak hanya mengupas kitab kuning, hadist, dan tafsir. Jami’ah Al-Inaaroh juga bergerak dalam bidang ilmu umum, sosial, bahkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Dalam memantik skill ilmiah para santri, Jami’ah Al-Inaaroh berupaya mengimplementasikannya ke dalam berbagai agenda kepesantrenan seperti musyawarah, dan bahtsul matsaail. Madrasah Diniyah (madin) turut serta menjadi salah satu lembaga afiliasi yang kerap mengadakan program khitobah guna mendongkrak kemampuan keilmuan santri serta mentalitas di depan publik.
Selain merawat ilmiah santri, Jami’ah Al-Inaaroh juga berupaya menuntun santri dengan amaliah-amaliah yang erat kaitannya dengan akhlakul karimah dan kemandirian. Contohnya membiasakan sikap tawadhu’ terhadap guru, hubbul ilmi, dan disiplin. Melatih sikap disiplin bisa dilihat dari kebiasaan santri mengantri dan sholat dhuha berjamaah. Jami’ah Al-Inaaroh juga konsisten menjaga santri untuk jamaah sholat 5 waktu, qiyamul lail, mujahadah, diba’iyyah, manaqib Nurul Burhan, dan hirzul jausan.
Jami’ah Al-Inaaroh sangat berempati terhadap integritas budaya luhur pondok pesantren dan identitas santri yang sesungguhnya. Regulasi yang dirancang oleh pengasuh dan pengurus membuktikan bahwa eskalasi ilmiah dan amaliah santri menjadi prioritas utama bagi pondok pesantren untuk terus ditingkatkan integritasnya.
Penulis : Atik Febrianingsih, Hanasoya, Nadda Anabella Siti Amaliyatul Khasnah (XII B / Agama)
Jami’ah Al-Inaaroh sangat berempati terhadap integritas budaya luhur pondok pesantren dan identitas santri yang sesungguhnya. Regulasi yang dirancang oleh pengasuh dan pengurus membuktikan bahwa eskalasi ilmiah dan amaliah santri menjadi prioritas utama bagi pondok pesantren untuk terus ditingkatkan integritasnya.
Penulis : Atik Febrianingsih, Hanasoya, Nadda Anabella Siti Amaliyatul Khasnah (XII B / Agama)