MA Takhassus Al-Inaaroh Gunakan MC Formal Dua Bahasa pada Kegiatan Ngaji Ilmu Kesehatan

MA Al-Inaaroh Gunakan Dua Bahasa pada MC Ngaji Ilmu Kesehatan

Penutur bahasa memiliki kemampuan untuk menggunakan dua bahasa yang disebut bilingualisme atau dalam Bahasa Indonesia disebut kedwibahasaan. Namun, ada juga yang menguasai lebih dari dua bahasa atau sering disebut multilingualisme. Masyarakat indonesia pada umumnya menguasai dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Bahasa daerah disebut sebagai bahasa ibu karena merupakan bahasa yang pertama kali diajarkan secara lisan oleh orang tua khususnya ibu di saat seorang anak mulai belajar berbicara. Oleh karena itu, setiap tanggal 21 Februari diperingati sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional. Sebagai upaya perlindungan dan pelestarian bahasa ibu yaitu bahasa daerah.

Peringatan bahasa ibu dinilai sangat penting sebagai bentuk upaya menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga warisan budaya yaitu bahasa daerah bagi generasi penerus. Akan tetapi, era modern saat masyarakat justru terkesan malu menggunakan bahasa daerah. Para orang tua lebih sering menggunakan Bahasa Indonesia untuk mengajari anak berbicara. Alasannya beragam, ada yang mengatakan bahasa daerah susah dimengerti, bahkan ada yang mengatakan bahasa daerah sudah ketinggalan jaman dengan masuknya bahasa asing seperti bahasa Inggris.

Seiring berkembangnya pengguna Bahasa Inggris seharusnya bisa melestarikan Bahasa daerah yaitu bahasa Jawa dengan mengenalkannya pada penutur asing. Namun pada kenyataannya justru bahasa Jawa semakin asing dan tersisih. Hal ini disebabkan semakin banyak masyarakat suku Jawa yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama yang diajarkan kepada anak. Selain itu sekolah-sekolah yang menerapkan kurikulum luar negeri juga tidak lagi menerapkan Bahasa Jawa. Bahasa Jawa hanya digunakan pada momen tertentu saja. Misalnya, pada saat upacara pernikahan adat Jawa yang bertindak sebagai Master Ceremony (MC) menggunakan Bahasa Jawa atau yang sering disebut Panatacara. Padahal, jika bahasa asing atau bahasa Inggris dikolaborasikan dengan Bahasa Jawa akan menjadi satu hal yang sangat bagus. Seperti pada teks master ceremony (MC) yang menggunakan dua bahasa yakni bahasa Jawa dan bahasa Inggris pada acara formal. Seperti pada saat acara kelas inspiratif dengan judul “Ngaji Ilmu Kesehatan” yang diadakan pada tanggal 12 Maret 2023 di Pondok Pesantren Al Inaaroh Batang.

Acara “Ngaji Ilmu Kesehatan” diikuti oleh santriwan santriwati MTs dan MA Al Inaaroh. Acara ini mendatangkan narasumber profesional di bidang kesehatan yang dikemas dalam bentuk diskusi yang dihandle oleh Agus M. Mutawakkil Alallah Kafabih., S.Psi., M.Ag yang bertindak sebagai moderator dan dipimpin dua orang MC yang masing-masing menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa. Adanya MC dalam suatu acara mungkin dianggap sebagai hal mudah, padahal tugas sebagai MC harus mengendalikan acara. Pada umumnya, sebuah acara hanya dihandle oleh satu orang MC dan menggunakan satu bahasa, baik itu Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia, maupun bahasa Inggris. Akan tetapi, pada acara ini terdapat dua orang MC yang berasal dari santriwati MA Al Inaaroh yang masing-masing menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa.

Tujuan penggunaan dua bahasa ini ada dua. Pertama, sebagai pengenalan bahasa internasional yaitu Bahasa Inggris. Kedua, sebagai pemertahanan bahasa daerah, yaitu Bahasa Jawa. Bahasa Inggris digunakan sebagai penyampaian ilmu pengetahuan, sehingga para santri dapat memiliki wawasan yang luas dan menambah perbendaharaan kata-kata dalam Bahasa Inggris. Tujuan kedua pemertahanan bahasa daerah yaitu bahasa Jawa. Pada keseharian di pondok, para santri mungkin biasa menggunakan Bahasa Jawa. Namun, bahasa jawa dalam teks MC dikemas menggunakan bahasa krama inggil yang indah sehingga menggugah santri untuk mempelajari lebih dalam penggunaan Bahasa Jawa dalam acara formal.

Pada awalnya sempat muncul pemikiran apakah para audience akan paham ketika MC menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa. Namun, sejak dimulainya acara, pemikiran tersebut terpatahkan. Semua peserta dan pemateri “Ngaji Ilmu Kesehatan” mampu mengikuti arahan dari kedua MC. Seluruh peserta yang pada umumnya adalah masyarakat Jawa memiliki sikap tenggang rasa atau toleransi terhadap kekurangan dan keterbatasan penggunaan Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa. Walaupun mungkin sebagian peserta menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa Jawa ngoko, mereka tetap mampu memahami apa yang disampaikan oleh MC. Padahal, teks MC Bahasa Inggris diterjemahkan menggunakan Bahasa Jawa bukan Bahasa Indonesia. Hal ini menunjukkan sinergitas antara Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa dalam acara formal mampu memberikan suasana baru yang secara tidak langsung mempertahankan kelestarian Bahasa Jawa juga sebagai penunjang komunikasi menggunakan bahasa asing yaitu Bahasa Inggris.

Beranda Alinaaroh

Beranda Al-Inaaroh merupakan media yang mengakomodir berbagai bentuk informasi lembaga pendidikan yang ada di bawah naungan Yayasan Abah Lutfi Center.

Post a Comment

Berkomentarlah dengan sopan dan sesuai dengan topik pembahasan

Previous Post Next Post