Kegiatan ini ini merupakan kegiatan rutin yang menjadi program tahunan Pondok Pesantren Al Inaaroh setelah akhir semester genap. Didampingi langsung oleh pengasuh Pondok Pesantren Al Inaaroh Abah KH Muhammad Luthfi, Ummi Nur Hayati, dan asatidz-asatidzah Pondok Pesantren Al Inaaroh. Rombongan berangkat pada hari Kamis (15/6/2023) pukul 07.00 dan pulang pukul 24.00.
Pada kegiatan ziarah tahun ini, dalam agenda ziarah terdapat 4 tujuan lokasi, yaitu makam Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al Atthas di Sapuro Pekalongan, makam Syeikh Maulana Syamsuddin di Pantai Widuri Pemalang, makam Sunan Amangkurat I, Raja Mataram Islam di Adiwerna Tegal, dan makam Sunan Gunung Jati di Cirebon. Sebagai tambahan, sebelum perjalanan pulang, rombongan ziarah Pondok Pesantren Al Inaaroh mampir di pusat oleh-oleh di Kabupaten Cirebon.
Lokasi pertama yang dituju ialah makam Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al Atthas di Sapuro Kota Pekalongan. Habib Ahmad adalah ulama besar yang membawa pengaruh terhadap perkembangan agama Islam di Kawasan Pantura Barat.
Lokasi kedua adalah makam Syeikh Maulana Syamsuddin. Syeikh Syamsuddin adalah seorang ulama penyebar agama Islam di Jawa Tengah yang mendapat julukan Ki Jogo Segoro atau Sang Penjaga Laut. Gelar itu diberikan karena beliau merupakan sosok ulama besar yang tidak hanya ahli dalam bidang agama, tetapi juga memiliki wawasan luas dalam bidang kemaritiman dan strategi kelautan.
Lokasi ketiga yaitu makam Sunan Amangkurat I. Sunan Amangkurat I yang memiliki nama lahir Mas Sayyidin adalah putra mahkota Sultan Agung Hanyakrokusumo, penguasa kerajaan Mataram. Beliau merupakan pemegang tahta kerajaan yang menjabat sejak tahun 1646 sampai 1677.
Lokasi keempat sebagai tujuan ziarah terakhir yaitu makam Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati merupakan putra dari Syarif Abdullah Umdatuddin dan Rara Santang. Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah termasuk salah satu Walisongo yang disebut membawa peradaban Islam di Cirebon mencapai masa kejayaannya. Hal ini karena selain menjadi ulama, Sunan Gunung Jati juga merupakan Sultan Cirebon yang bertahta di tahun 1479-1568.
Setelah selesai melaksanakan serangkaian kegiatan ziarah, rombongan melakukan kegiatan seperti mandi, shalat, dan makan. Selanjutnya perjalanan ditutup dengan membeli oleh-oleh di pusat oleh-oleh sekitar wilayah makam Sunan Gunung Jati Cirebon.
Pelaksanaan ziarah makam para wali dan ulama ini menjadi sarana untuk senantiasa mengingat akan perjuangan dan pengorbanan para wali dalam menyebarkan agama Islam dan juga senantiasa untuk mengharap keberkahan dari para wali Allah. Harapannya, sepulang dari kegiatan ziarah dalam keadaan diampuni dosa-dosa oleh Allah SWT, dikabulkan segala hajat, dan sifat-sifat baik para wali Allah dapat masuk kedalam diri kita dan dapat diteladani dalam menjalankan kehidupan.