Di era milenial ini, peran santri dalam memajukan bangsa sangatlah besar, dan harus kita dukung. Zaman sudah sangat berkembang, teknologi mulai benar-benar menjadi sahabat yang keberadaannya perlu juga diwaspadai karena sewaktu-waktu bisa saja beralih peran menjadi musuh manusia. Dirasakan atau tidak, faktanya banyak diantara kita yang memiliki sifat ketergantungan pada kecanggihan teknologi saat ini. Itulah mengapa, generasi penerus harus terus berjalan beberapa langkah didepan kemajuan teknologi.
Dalam hal ini, santri yang sejak dahulu identik dengan insan-insan yang menempuh pendidikan di lingkungan pendidikan klasikal, atau tempat-tempat yang memang cenderung membatasi kebebasan berekspresi peserta didiknya, sering kali menjadi kekhawatiran masyarakat. Apakah mereka akan tumbuh menjadi generasi yang tertutup (kudet) , atau tumbuh menjadi generasi Radikal, atau mungkin para santri akan berkembang menjadi pribadi-pribadi apatis yang nantinya tersebar dikalangan masyarakat.
Tidak etis ketika anggapan pesimis semacam itu dibudidaya menjadi justifikasi subjektif yang tak ada proses riset atau paling tidak mencari tahu lebih dalam tentang dunia santri dan kepesantrenan. Dari banyaknya sumber informasi yang tersebar di internet, dunia santri dan pesantren sudah membuktikan bahwa mereka adalah manusia-manusia yang memiliki peran menghubungkan antar lintas generasi. Budaya baru dan budaya lama melebur dalam setiap tindakan dan sudut pandang pemikiran para santri. Proses pendidikan yang memfilter ketidak terstrukturnya informasi, membatasi cara mereka berekspresi tentu saja dengan pedoman nilai-nilai religius dan budi pekerti luhur, menjadikan santri sebagai potret generasi yang tidak anti terhadap perkembangan zaman, namun tetap berdiri pada sebuah Pedoman-pedoman agama serta budaya.
Hari ini sangat mudah kita jumpai pesantren-pesantren yang lebih terbuka dengan perkembangan zaman dan teknologi. Dan kelebihannya tentu saja terletak pada metode filter positif tentang hal apa yang boleh mereka anut, dan hal apa yang wajib mereka kuasai untuk kemudian dikembangkan sehingga meskipun santri berproses dalam ruang lingkup yang terbatas, tetapi mereka mampu keluar dengan pengetahuan yang tak terbatas, khususnya dalam hal yang bernilai positif.Pembiasaan, kontrol, serta arahan yang selalu akrab dengan proses belajar santri, jelas menjadi solusi mutlak. Solusi untuk menciptakan masa depan zaman, senantiasa di sangga oleh orang-orang dengan mental serta pengetahuan yang tidak akan mungkin tergilas lalu hilang di bawah keberdayaan perkembangan zaman dan teknologi. Bukan sebuah omong kosong belaka, sebab dalam dunia santri dan kepesantrenan, mereka tidak hanya meliterasi daya intelektualitas, namun juga meliterasi daya spiritualitas yang selalu dekat dengan rasa didalam kehidupan menjadi manusia.
Catatan : sudah jelaskan seperti apa isu miring tentang dunia pesantren? Ayo, nyantri sekarang juga. Gelombang 1 PPDB Jami'ah Al-Inaaroh dibuka hingga 31 Januari 2024. Dapatkan beasiswa 10% sekarang juga!!!!
Terus maju menjadi generasi emasnya Indonesia.
ReplyDelete