Pada umumnya, orang mengenang Raden Ajeng Kartini dengan
menauladani sifat keberaniannya dalam hal memperjuangkan kemerdekaan bangsa
Indonesia. Serta tentang kedudukan perempuan yang sudah semestinya setara
dengan laki-laki. Namun, kali ini kita perlu menauladani beliau dari aspek
pendidikan semasa kecil yang sudah serius mempelajari bahasa Asing.
Kiranya sudah maklum bahwa menjadi perempuan hebat di era
sekarang salah satunya dengan menguasai berbagai bahasa asing. Sebut saja ibu
Sri Mulyani yang saat ini menjadi menteri keuangan Republik Indonesia. Ia
merupakan sosok yang menguasai bahasa Inggris. Menempa dirinya di kampus luar
negeri yang lebih maju. Ada juga mba Nana atau biasa dsebut dengan Najwa Shihab
yang menjadi jurnalis andal Indonesia. Semasa SMA, pernah dipilih sebagai salah
satu peserta pada program American Field Service selama setahu di Amerika.
Tentunya bahasa global sudah melekat dengan sosok perempuan
hebat. Lalu apakah Raden Ajeng Kartini juga pandai bahasa Asing?. Jawabannya
adalah iya.
Menjadi putri bangsawan, Raden Ajeng Kartini termasuk
beruntung karena dulu pernah menimba ilmu di Europeesche Lagere School (ELS).
Ini merupakan sekolah khusus untuk orang Belanda dan orang Jawa yang kaya raya.
Di sinilah Raden Ajeng Kartini mempelajari bahasa Belanda hingga mahir.
Berkat kemahirannya, ia bisa membaca dan menulis bahasa
Belanda. Bahkan sering dipraktekan dengan cara kirim surat kepada temannya dari
Belanda bernama Rosa Abendanon.
Ia mengajarkan kepada kita bahwa dengan membaca berbagai
buku, surat kabar ataupun majalah bangsa Maju, maka akan menemukan pola pikir
negara maju. Dan itu penting bagi bangsa Indonesia yang dulu dalam keadaan
masih terjajah dan terbelakang.
Sekarang harusnya bisa menjadi tauladan bagi setiap siswa
meski masih level sekolah dasar maupun menengah. Bahwa dengan terbukanya akses
pendidikan global, menjadikan kualitas diri harus terus meningkat. Pelajarilah
bahasa asing guna menemukan wawasan maju yang bisa diterapkan untuk bangsa
Indonesia. Bagi siswa, bisa dengan tantangan untuk mengikuti lomba-lomba
internasional. Dengan cara seperti ini, kualitas bahasa setiap orang semakin
bagus dan kelak bisa terjun menjadi sosok perempuan hebat seperti Raden Ajeng
Kartini.
Siswa yang juga berperan sebagai santri pun demikian. Banyak
sekali kesempatan untuk mempelajari bahasa asing, terutama bahasa Arab dan
Inggris. Santri memiliki potensi besar dengan waktu yang mereka miliki. Ketika
mereka mukim di pondok pesantren, mereka lebih fokus untuk belajar. Berbeda
dengan siswa yang tinggal di rumah. Hal ini karena berbagai hambatan atau
gangguan konsentrasi seperti adanya smartphone, televisi dan lainnya bisa
menguras konsentrasi setiap anak.
Praktik Bahasa Asing di MTs dan MA Takhassus Al-Inaaroh
Dengan penuh perhatian, bahasa yang masif digunakan oleh
dunia internasional juga diperhatikan betul di MTs maupun MA Takhassus
A-Inaaroh. Dua bahasa yang paling bergengsi yakni Inggris dan Arab. Bahasa Arab
sudah menjadi makanan pokok para siswa dan satri Al-Inaaroh. dengan mengkaji
kitab kuning dari pagi hari hingga malam. Adapun bahasa inggris, menjadi materi
penting ketika mereka di madrasah.
Beberapa kali penggunaan bahasa asing diterapkan pada
acara-acara penting madrasah maupu pesantren. Bahkan beberapa kali untuk tampil
pada ajang lomba bergensi tingkat kabupaten, provinsi, nasional maupun
internasional.
Beberapa isi konten creator siswa juga dengan menggunakan
bahasa asing yang kemudian diposting pada media sosial madrasah. Ini akan terus
ditingkatkan pada program pembiasaan yang ada di madrasah. Seharusnya, mereka
bisa handal bahasa asing jika bisa konsisten belajar dan praktik. Padahal hanya
belajar di Inaaroh saja. Hal ini karena dukungan besar dari lembaga maupun
yayasan.
Terakhir, kita perlu berupaya untuk menjadi pendamping anak-anak
yang baik. Menjadi jembatan yang mampu menyebrangkan anak dari gelap bahasa
menjadi terang benderang dengan wawasan yang luas.
Inilah yang bisa kita tauladani dari sosok Raden Ajeng
Kartini. Menjadi perempuan hebat dengan wawasan luas serta penguasaan bahasa
global yang baik. Jadi, mari kita pelajari bahasa asing sedini mungkin sebagai
ajang untuk memperkuat wawasan, memperlebar jaringan, dan memudahkan membangun
negeri.
Selamat hari kartini.
Redaktur :
Ehsan hidayat, M.H (Kepala Madrasah Tsanawiyah Takhassus
Al-Inaaroh Batang)