Ikut Momen Hari Sejuta Kiblat, Santri Ponpes Al-Inaaroh Ukur Kiblat di Komplek Pondok Putri

Ikut Momen Hari Sejuta Kiblat, Santri Ponpes Al-Inaaroh Ukur Kiblat di Komplek Popens Putri
Redaktur : Ehsan Hidayat, M.H


Pada hari Senin, 27 Mei 2024, ada momen menarik yang sering digunakan oleh kalangan ahli falak. Momen tersebut adalah istiwa a’dzam, yakni sebuah fenomena dimana bayangan semua benda yang tegak lurus akan mengarah ke arah kiblat. 

Biasanya mengukur arah kiblat itu perlu perhitungan yang rumit dan peralatan yang bermacam-macam, seperti teodolite, istiwa’aini, kompas kiblat, dll. Namun, dengan memanfaatkan momen istiwa a’dzam, maka seseorang hanya cukup menggunakan benda yang tegak lurus saja. Kemudian diperoleh arah bayangan ke kiblat.

Istiwa a'dzam juga disebut dengan rosdul kiblat. Rosdul artinya bayangan, kiblat artinya kiblat (Ka’bah yang ada di Makkah). Sehingga keduanya diartikan sebagai bayangan kiblat. Penjelasannya adalah bayangan yang timbul dari sebuah benda yang tegak lurus itu arahnya akan menghadap kiblat yang ada di Makkah.

Kenapa demikian? Jadi perlu diingat bahwa matahari yang kita amati sehari-hari itu kadang ada di langit sebelah kanan, kadang sebelah kiri. Nah, dalam ilmu falak itu dinamakan gerak semu Matahari karena seakan-akan matahari yang bergerak mengelilingi kita. Padahal secara realnya, Bumi lah yang mengelilingi Matahari.

Kemudian karena pada tanggal 27 Mei 2024 tepatnya pukul 16.18 WIB, Matahari berada di atas Ka’bah (di sana saat dhuhur), maka saat itulah seluruh bayangan yang tegak lurus menghadap ke kiblat.

Ikut Momen Hari Sejuta Kiblat, Santri Ponpes Al-Inaaroh Ukur Kiblat di Komplek Popens Putri

Secara umum, momen istiwa a’dzam ini terjadi pada 27-28 Mei dan 15-16 Juli.

Momen menarik ini juga dijadikan tagline hari sejuta kiblat oleh Kementerian Agama Republik Indonesia. Kemenag turut menghimbau seluruh pegiat falak untuk memanfaatkannya guna mengecek kiblatnya masing-masing.

Dari beberapa informasi media, hari sejuta kiblat ini diikuti oleh 1.048.575 partisipan yang tersebar di 30 provinsi di Indonesia. Atas raihan ini, Kemenag berhasil mendapat rekor muri. 

Momen ini juga dimanfaatkan oleh beberapa santriwati Ponpes Al-Inaaroh Wonotunggal Batang. Santri yang kebetulan juga siswi di kelas XI MA Takhassus Al-Inaaroh ini, turut serta melakukan praktik arah kiblat. Mereka didampingi oleh Pak Ehsan Hidayat yang menjadi guru falak di kelas tersebut.

Sebelumnya, mereka diminta untuk menyiapkan spidol, penggaris, tali, dan kamera. Kemudian saat pukul 16.18 WIB, mereka menarik tali yang diikatkan pemberat sehingga tegak lurus dan tercipta sebuah bayangan tali. Lalu, mereka membuat garis bayangan tersebut sehingga terciptalah garis bayangan kiblat.

Setelah melakukan pengukuran, kegiatan ditutup dengan edukasi oleh Pak Ehsan. Beliau mengatakan bahwa “ ini adalah momen yang suatu saat kalian bisa pakai. Mungkin ketika sedang berada di perkemahan, atau tempat-tempat manapun yang belum diketahui arah kiblatnya. Tapi, jika kalian merasa lama untuk menunggunya, maka sudah seharusnya gunakan perhitungan arah kiblat sebagaimana pelajaran di kelas.”

Beranda Alinaaroh

Beranda Al-Inaaroh merupakan media yang mengakomodir berbagai bentuk informasi lembaga pendidikan yang ada di bawah naungan Yayasan Abah Lutfi Center.

Post a Comment

Berkomentarlah dengan sopan dan sesuai dengan topik pembahasan

Previous Post Next Post