Kedisiplinan adalah sikap dan perilaku yang mencerminkan ketaatan secara sadar, sukarela, dan senang hati terhadap peraturan, prosedur, nilai, dan kaidah yang berlaku. Kedisiplinan dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok, dan dapat meliputi ketaatan terhadap peraturan atau norma positif yang berlaku di lingkungan sekitar. Kedisiplinan juga dapat didefinisikan sebagai sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan atau kelompok.
Dalam Al-Qur'an QS. As-Shaff : 4, Allah berfirman bahwa : "Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh". Dengan ini menegaskan bahwa Islam memandang kerapian dan kedisiplinan barisan menjadi bagian kualitas diri setiap muslim.
Perihal disiplin, seluruh stake holder Jami'ah Al-Inaaroh telah sepakat dalam satu tujuan disiplin sebagai bekal siswa-siswi guna menghadapi realitas kehidupan. Disiplin menjadi salah satu titik poin menciptakan siswa-siswi yang unggul. Aspeknya pun menyeluruh dan terhitung sejak santri bangun tidur, hingga tidur kembali.
Barisan apel contohnya, setiap pagi sebelum kegiatan belajar mengajar di mulai di masing-masing jenjang / lembaga. Santri MTs Takhassus Al-Inaaroh dan MA Takhassus Al-Inaaroh melaksanakan pembiasaan Apel pagi dan Mauidhah khasanah. Dalam program tersebut, santri diharuskan berbaris rapi sesuai dengan kelas. Barisannya pun tersusun berdasarkan aturan baris-berbaris militer atau kepolisian.
Aturan baris-berbaris yang merujuk pada militer dan kepolisian ini disusun berdasarkan konsep sama rata dan esensi. Hal-hal yang diperhatikan terkait dengan prinsip ini diantaranya ; jarak, tinggi badan, kelengkapan, gerakan, keserasian, dan kerapian. Apabila setiap poin terpenuhi, bukan suatu keniscayaan santri akan lebih khusyuk dalam berdo'a dan mendengarkan arahan guru.
Jarak menjadi salah satu titik tekan dalam berbaris. Jarak yang proporsional mendukung aspek pengawasan (controlling) yang intensif. Guru yang mendampingi menjadi lebih mudah dalam melakukan pengawasan terhadap kerapian siswa-siswi.
Tinggi badan kaitannya dengan esensi atau keindahan dalam barisan. Tidak dipungkiri, susunan kerapian barisan salah satunya didukung oleh susunan tinggi badan. Santri yang bertubuh tinggi menjadi poros barisan depan paling kanan. Begitu seterusnya sampai di pojok kanan belakang. Sehingga, barisan menjadi rata dan nyaman dipandang.
Kelengkapan merupakan faktor lanjutan dari barisan yang rapi. Setiap individu dalam barisan memegang peran untuk menjadi sudut pandang barisan. Oleh karena itu, agar tercipta sudut pandang positif, diperlukan individu yang cakap dan beratribut lengkap.
Gerakan merupakan inti dari barisan. Gerakan juga menjadi tolak ukur skill baris-berbaris. Dalam hal gerakan barisan apel pagi siswa-siswi Jami'ah Al-Inaaroh, melakukan 8 gerakan dasar dalam PBB diantaranya : Siap, lencang kanan, setengah lencang kanan, hadap kanan, hadap kiri, istirahat di tempat, hormat, dan jalan di tempat.
Beberapa unsur di atas, apabila terlaksana dengan baik, maka akan menumbuhkan kesan serasi dan barisan yang rapi sebagai bekal untuk posisi berdo'a yang khusyuk sebelum belajar. Lain sisi juga dapat memberikan efektifitas pengawasan dan kesan solid dalam pasukan.
M. Karim Mahmud (MTs Takhassus Al-Inaaroh)