Menurut istilah, kata “literasi” berasal dari bahasa Latin yaitu litteratus (littera), yang memiliki kesetaraan dengan kata letter dalam bahasa Inggris yang tentunya merujuk pada makna kemampuan membaca dan menulis. Literasi kemudian dimaknai dengan kemampuan membaca dan menulis yang pada akhirnya berkembang menjadi kemampuan untuk menguasai pengetahuan dalam bidang tertentu.
Budaya literasi yang diterapkan memiliki tujuan salah satunya adalah untuk menciptakan tradisi berpikir yang diikuti oleh proses membaca dan menulis sehingga menciptakan karya tulis ilmiah yang bermanfaat. Budaya literasi juga memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan pendidikan karakter bagi setiap manusia, terutama untuk para siswa.
Ada beberapa jenis literasi seperti yang dikutip dari Buku Panduan Gerakan Literasi Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan, Teknologi. Jenis literasi tersebut, antara lain:
Literasi Baca dan Tulis
Literasi Numerisasi
Literasi Sains
Literasi Digital
Literasi Finansial
Literasi Budaya dan Kewargaan
Budaya Literasi juga diterapkan di MTs-MA Takhassus Al-Inaaroh Batang yang mana sekolah tersebut merupakan sekolah berbasis Pesantren untuk meningkatkan minat baca dan menunjang kreativitas para santri. Berdasarkan dari keenam jenis literasi yang dikutip dari Buku Panduan Gerakan Literasi Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan, Teknologi tersebut yang diterapkan di MTs-MA Takhassus Al-Inaaroh adalah Literasi Baca dan Tulis. Adanya kegiatan literasi yang dilaksanakan setiap hari Senin tersebut dapat membantu para siswa untuk mengasah kreativitasnya dan mengembangkan kemampuannya baik dalam aspek membaca, menulis, maupun menganalisis bacaan yang ada. Sebagai penunjang dalam kegiatan literasi tersebut para Wali Kelas dan para siswa memanfaatkan perpustakaan sebagai sarana untuk membantu mengembangkan ide-ide yang ada kemudian dapat menuangkannya dalam bentuk tulisan.
Hasil dari kegiatan literasi tersebut para siswa dapat memiliki suatu karya sendiri berupa rangkuman buku bacaan, resensi buku bacaan, cerita pendek, komik, dan tulisan-tulisan lainnya yang berasal dari ide para santriMTs Takhassus Al-Inaaroh maupun MA Takhassus Al-Inaaroh. Melalui kegiatan literasi ini para santri dapat memiliki kepekaan terhadap isu-isu sosial dan dapat menambah berbagai wawasan dan informasi baru. Selain itu, tujuan dari budaya literasi ini diharapkan siswa dapat lebih memahami suatu informasi yang telah didapatkan hingga membentuk suatu pola pikir yang kritis, sehingga siswa dapat mempunyai pengetahuan yang lebih luas dan pendidikan karakter yang baik.
Budaya literasi yang sudah diterapkan tersebut diharapkan dapat berlangsung secara konsisten dan berkelanjutan. Hal ini agar budaya literasi tetap lestari di lingkungan sekolah dan tidak hanya menjadi kegiatan yang sifatnya sementara. Adanya cikal bakal budaya literasi yang sudah ada seperti saat ini juga dapat dikembangkan lagi. Tidak hanya mengacu pada literasi baca dan tulis saja, melainkan dapat ditingkatkan menjadi budaya literasi dengan jenis lainnya, seperti literasi sains, maupun digital agar dapat terus berkembang sesuai dengan zamannya. Oleh karena itu diperlukan kerja sama yang baik antara siswa dan guru untuk terus meningkatkan budaya literasi di lingkungan madrasah dan pondok pesantren.
Oleh: Widya Andini