Setiap
manusia yang terlahir di Bumi tidak akan terlepas dari suatu masalah. Tak
jarang juga masalah ataupun tantangan tersebut menimbulkan suatu perasaan yang
membuat kita merasa putus asa. Tentunya dalam hidup pastilah menginginkan suatu
keberhasilan dari segala hal yang sudah diusahakan dengan sebaik-baiknya, dan
keluar dari segala permasalahan yang sedang dialaminya. Baik itu kesulitan
dalam menimba ilmu, mengais rejeki, masalah pribadi, atau permasalahan-permasalahan
hidup lainnya. Tapi sangat jarang manusia dapat berpikir positif, berpikir
jernih, dan bersikap tenang atas apa yang sedang dialaminya. Terlebih jika yang
sedang dialami adalah sesuatu yang bersifat ujian dan gelombang masalah. Ketika
Allah Swt sedang menguji kita dengan kesempitan, kesusahan, keterbatasan, hal
yang menjadi respon kita secara spontan adalah hal-hal yang negatif tanpa dapat
melihat dari sisi positifnya. Namun, perlu diingat bahwa kita hidup di dunia
ini tidak ada suatu permasalahan yang tidak ada jalan keluarnya. Penting untuk
diingat juga bahwa ketika kita merasa putus asa, hal tersebut tidak akan pernah
menjadi suatu jawaban yang tepat untuk diambil. Sebaliknya, dengan semangat dan
optimisme yang tinggi adalah kunci yang tepat untuk menghadapi segala tantangan
dengan lebih baik.
Optimisme
atau sikap optimis adalah suatu keyakinan yang ada di dalam diri kita dan
menjadi salah satu sikap baik yang diajarkan dalam Islam. Sikap optimis yang
tertanam dalam diri akan memberikan efek yang sangat baik. Seseorang akan
merasakan hidupnya menjadi lebih bersemangat baik dunia maupun akhiratnya
kelak.
Allah
Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman:
Janganlah kamu bersikap lemah, dan
janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling
tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.(QS.
Ali Imran [3]: 139).
Berdasarkan
ayat tersebut kita dapat mengambil hikmahnya agar dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bahwa, kita sebagai manusia yang telah diciptakan dengan
derajat yang paling tinggi yaitu dengan akal dan pikiran, maka kita hidup di
dunia ini harus dengan yakin, mantap, dan tidak ada keraguan sedikitpun ketika
kita memiliki suatu keinginan yang kuat, namun, yang sesuai dengan jalan-Nya.
Mengapa
kita harus optimis? Karena Allah Swt tidak menyukai orang-orang yang lemah dan
berputus asa dengan hidupnya. Sikap tersebut yang disukai oleh setan agar
nantinya manusia yang lemah dapat dengan mudah masuk ke dalam bujuk rayuannya.
Oleh sebab itu, kita sebagai manusia yang diciptakan dengan derajat yang paling
tinggi dan memiliki akal serta pikiran, maka harus mampu untuk mengendalikan
dirinya agar tidak mudah untuk berputus asa. Orang-orang yang pesimis tersebut
cenderung tidak memiliki rasa syukur atas hidupnya dan merasa bahwa hidupnya
dipenuhi dengan kesulitan dan kegagalan.
Kehidupan
yang singkat ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya agar hidup kita
menjadi lebih berguna dan tidak terbuang dengan sia-sia. Maka, perlu untuk
tidak mengkhawatirkan masa depan dan menangisi akan kondisi sulit yang sedang
kita alami. Sebagai seorang muslim yang beriman kita senantiasa harus mampu
menerima segala kondisi dan keadaan yang diberikan oleh Allah Swt dengan hati
yang ikhlas dan sabar, serta harus memiliki rasa optimis yang tinggi.
Ada
beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan sikap optimis dalam
diri, seperti, menemukan hal-hal baru yang positif dari beberapa pengalaman,
melihat dan menata kembali target yang akan diraihnya, memecahkan berbagai
permasalahan atau target yang besar menjadi target-target yang kecil agar dapat
dilihat keberhasilannya, bertawakal atau berserah diri kepada Allah Swt setelah
melakukan ikhtiar atau usaha, mulai mengubah pandangan hidup kita terhadap
segala kegagalan yang menimpa, dan yakinlah kepada Allah Swt bahwa akan
menolong dan memberi jalan keluar atas segala permasalahan yang sedang kita
hadapi, serta akan mengantarkan kita pada jalan kesuksesan.