Proses perjalanan hidup manusia sejak kelahirannya
selalu mengalami perubahan. Perubahan manusia dapat berupa perubahan fisik,
psikis, psikomotor, dan lain sebagainya. Manusia sebagai makhluk yang memiliki
akal budi juga memiliki potensi untuk melakukan perkembangan. Perkembangan akal
budi manusia tak lepas dari pendidikan. Melalui pendidikan, manusia berharap
dapat mencapai kemakmuran dan kesejahteraan dalam hidup.
Pendidikan pada manusia memiliki tujuan untuk
mengembangkan potensi yang telah dimiliki agar mampu menjadi manusia yang lebih
baik, lebih maju, dan lebih sempurna. Dalam praktiknya manusia diharuskan
mengerti dan memahami ilmu secara kompleks. Proses pemahaman ilmu tersebut
apabila dikaji lebih mendalam memerlukan stimulus dari pengalaman hidup
terdahulu. Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia modern saat ini dapat terus
menjaga eksistensinya karena ia menuliskan sejarahnya. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa sejarah menjadi cabang ilmu prioritas yang dapat menjadi
faktor pendukung berkembangnya keilmuan sekarang. Namun, perlu diperhatikan
bahwa eksistensi pendidikan sejarah zaman ini mulai menurun. Hal ini disebabkan
adanya arus modernisasi dan berbagai masalah-masalah lain.
Problema yang terjadi dalam pendidikan sejarah masa
kini ialah berkaitan dengan ketertarikan generasi dengan mata pelajaran
sejarah. Generasi sekarang cenderung memilih mata pelajaran-mata pelajaran
terapan yang sebenarnya membatasi ketrampilan mereka, kemudian mereka mengabaikan
sejarahnya. Coba tanya pada mereka ? Apakah mereka tahu tokoh dibalik
gemerlapnya ilmu matematika kontemporer sekarang ? Apakah mereka tahu bagaimana
sejarahnya umat muslim dapat melakukan ekspansi wilayah sampai di negeri ini
dengan pesat ?. Manusia cenderung menyukai hasil dari pada proses. Oleh karena
itu, tantangan guru sejarah di zaman ini ialah membawa peserta didiknya menjadi
seorang pejuang proses dan kemudian menyukai mata pelajaran sejarah.
MTs Takhassus Al-Inaaroh merupakan lembaga pendidikan
yang terus bergerak ke arah kemajuan fiskal maupun mental. Pergerakan tersebut
dapat diamati dari berbagai macam sektor termasuk kualitas tenaga pendidiknya.
Tenaga pendidik di MTs Takhassus Al-Inaaroh merupakan generasi-generasi muda di
bidangnya, dan selalu memiliki semangat berkembang secara menyeluruh.
Perkembangan mental pendidik di MTs Takhassus Al-Inaaroh meliputi berbagai
macam hal diantaranya ; kedisiplinan, bahan ajar, perangkat ajar, metode dan
strategi mengajar. Hal ini telah diimplementasikan dalam berbagai macam mata
pelajaran termasuk Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).
Sejarah kebudayaan Islam di MTs Takhassus Al-Inaaroh
telah berproses meninggalkan metode ceramah (telling method). Pengajar SKI
memerlukan metode dan strategi mengajar yang lebih efektif dan efisien. Hal ini
didasarkan pada batasan jam pelajaran dibanding dengan cakupan periode keilmuan
atau pengetahuan di dalamnya. Oleh karena itu, pengajar diharuskan mulai
mengasah inovasi dan kreatifitasnya diantaranya dengan menerapkan strategi historycal
mind maping (Peta Konsep Sejarah) pada setiap sub-bab materi SKI yang
diajarkan.
Pembelajaran SKI mayoritas masih terpusat pada guru,
yakni guru berbicara dan peserta didik mendengarkan. Akibatnya, peserta didik
menjadi pasif dan tidak memiliki ruang untuk memberikan umpan balik kepada
guru. Hal ini menyebabkan peserta didik menjadi jenuh.
“Sebelumnya anak-anak didik saya khususnya kelas IX,
ketika saya menggunakan metode ceramah, kuat-kuatnya 20 menit mereka duduk
dengan benar, seterusnya mereka tidur masal. Awalnya sangat menjadi PR bagi
saya. Namun, setelah saya analisa kembali saya dulu memahami sejarah dengan
cara melihat alur materi atau peta wilayah melalui gambar. Hal itu coba saya
terapkan ke peserta didik saya, Alhamdulillah sedikit banyak menolong mereka
dari rasa ngantuk di kelas”. Ucap Bapak M. Karim Mahmud, S.Pd. selaku guru SKI
Mts Takhassus Al-Inaaroh.
Munawir dalam Innovative: Journal Of Social Science Research menjelaskan bahwa, Strategi pembelajaran mind mapping atau pemetaan pikiran menjadi
salah satu pilihan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran SKI. Mind
mapping dianggap mampu mengoptimalkan cara kerja otak. Otak kiri menerima
kata, angka, analisis, hitungan dan detail dalam waktu yang singkat. Sedangkan
otak kanan menyerap gambar, warna, irama, dimensi, imajinasi, dan bayangan
dalam waktu yang lebih lama.
Di sisi lain, Strategi dan Metode pembelajaran hanya
berposisi sebagai kendaraan atau fasilitas bagi guru dalam mendidik
siswa-siswinya. Faktor pendukung yang besar lainnya terletak pada kompetensi
guru dalam menggunakan strategi atau metode tersebut. Guru harus senantiasa
mengasah skill (kemampuan) dalam bentuk kompetensi profesional, pedagogik,
kepribadian, dan sosial. Jika hal tersebut dapat dimaksimalkan, maka kemampuan
analisa objek belajar akan meningkat. Sehingga, guru akan mampu menduplikasi
pengalaman belajar yang baik kepada peserta didiknya.
Oleh : M. Karim Mahmud, S.Pd.